Bentuk Bumi Menurut Para Elite Global

Bentuk Bumi Menurut Para Elite Global

Setelah sebelumnya misterhidayat membahas Bentuk Bumi Menurut Ilmuan Muslim Al Biruni dan Bentuk Bumi Menurut Al Qur'an, lalu bagaimana pendapat menurut para elite global?

Assalamualaikum sobat Islam semuanya, selama ini penganut teori bumi datar meyakini bahwa ada segelintir pihak yang menguasai dunia termasuk ke dalam ranah sains dan teknologi. Segelintir pihak itu disebut dengan Elite Global. Benarkah demikian?

Teori konspirasi selayaknya memang ada jangankan di tingkat dunia, di tingkat desa pun ada. Persekongkolan atau kongkalikong untuk menguntungkan kelompok sendiri bukanlah hal yang aneh lagi selama dunia ini diciptakan sang khalik.

Freemason, Illuminati, dan lain sebagainya memang ada, ini bukan hoax atau kabar bohong karena organisasinya sendiri memang eksis dan ada pengakuan dari sejumlah anggota nya sendiri bahkan dari referensi sejarah, tapi untuk konspirasi dalam bidang sains itu adalah hal yang tidak logis karena sifat sains yang terbuka dan dapat diuji oleh siapa saja asal memenuhi kaidah ilmiah.

Satu orang yang menunjukkan sebuah teori atau formulasi yang salah, maka akan dikoreksi oleh jutaan ilmuwan yang telah mengujinya. Dari sekian juta ilmuwan tersebut apakah semuanya adalah anggota elite global?

Sejumlah ilmuwan muslim abad pertengahan seperti Al Hamadzani, Al Biruni, dan Al khazini yang menyatakan adanya gravitasi bumi atau bahkan Al-Idrisi sang pencipta globe atau model bola dunia, apakah mereka anggota Elit Global juga?

Terlepas dari sejumlah klaim bahwa prestasi Nasa adalah propaganda kebohongan alias hoax hal ini tidak lantas membuat bentuk bumi menjadi hoax juga, karena jauh sebelum Nasa ada, ilmuan-ilmuan muslim sudah melakukan penelitian tentang hal ini. Analoginya mungkin seperti ini, jika ada sekumpulan perusahaan farmasi melakukan konspirasi jahat bukan berarti keberadaan obat adalah hoax.

Teknologi yang kita nikmati saat ini adalah bukti bahwa teori sains modern sudah sejalan dengan qadarullah. Jika kita runut jauh ke belakang, asal usul konsepsi bumi datar sendiri berasal dari kepercayaan orang Yahudi kuno di mana mereka membagi alam semesta terdiri dari bumi, laut, dan bawah bumi, sementara langit adalah domain Tuhan.

Antara semesta dan langit dipisahkan oleh rakya atau kubah langit atau firmament, hal ini hampir sama dengan konsepsi semesta menurut Kristen, sementara dalam Islam tidak ada dalil yang tegas menyatakan suatu konsep tertentu tentang alam semesta, khususnya terkait bentuk bumi karena untuk urusan dunia dalam hal ini sains Rasulullah menyatakan,

"Kamu lebih mengetahui urusan duniamu" (HR Muslim)

Mengapa Rasulullah berkata demikian? karena sains itu sendiri sifatnya dinamis, berubah sesuai dengan perkembangan zaman, makin bertambah umur dunia maka akan semakin banyak pula penemuan baru, untuk itulah para pemimpin dan ulama-ulama zaman kekhalifahan Islam dulu memfasilitasi ilmuwan-ilmuwan pada zamannya untuk melakukan penelitian tentang sains. Hasil penelitian para ilmuwan tersebut kemudian menjadi salah satu sumber bagi para ulama untuk mengeluarkan fatwa.

Selama ini banyak perdebatan antara penganut paham bumi datar dengan penganut paham bumi bulat berdasarkan metode cocoklogi. Nah metode cocoklogi ini kadang bisa benar namun kebanyakan nya adalah salah sebagai contoh, Mengapa masjid atapnya berbentuk kubah? ada yang berpendapat bahwa bentuk masjid yang umumnya berbentuk dome atau kubah sebagai tanda kubah selestial yaitu bentuk langit menurut versi bumi datar, hal ini menunjukkan bahwa agama Islam sangat sesuai dengan teori flat Earth, padahal ini murni masalah arsitektur saja.

Arsitektur terkemuka K Creswell dalam Early Moeslim Architecture mengungkapkan bahwa desain awal masjid Madinah di era Rasulullah sama sekali belum mengenal kubah. Bentuk kubah masjid yang ada saat ini baru diterapkan pada masa pembangunan masjid Qubbat as Sakhrah di Yerusalem Jauh sebelum perang salib 1 terjadi. Kemudian disusul dengan pembuatan kubah pada Masjidil Aqsa.

Yang mengherankan di Indonesia mereka yang meyakini bumi datar khususnya yang beragama Islam sampai membawa-bawa masalah aqidah untuk membenarkan teorinya tersebut, hingga menjelek-jelekkan ulama dan sesama muslim yang pendapatnya berseberangan, padahal D.S Shenton sang pencetus kembali Teori ini pada tahun 1956 kemudian penerusnya Charles K Jhonson adalah seorang non-muslim. Bahkan Jhonson sendiri mendirikan gereja kaum bumi datar yang bernama The Internasional Flat Earth Research Society of America and Covenant People's Church.

Jumhur ulama dunia sepakat bahwa bumi ini bulat namun untuk yang tidak sepaham, ulama-ulama tersebut tidak menyatakan mereka menjadi kafir karena bentuk bumi tidak lantas mempengaruhi kualitas iman seseorang. Apapun bentuk bumi selama tidak menghambat kita untuk menjalankan syariat Allah tidak perlu berdebat dan memaksakan suatu pendapat kepada yang lainnya.
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 
Copyright © 2024 . All Rights Reserved.