Bentuk Bumi Menurut Ilmuan Muslim Al Biruni

Bentuk Bumi Menurut Ilmuan Muslim Al Biruni
Munculnya teori bumi datar mulai berkembang sejak beberapa tahun yang lalu tepatnya tahun 2015. Sampai saat ini masih banyak perdebatan mengenai seperti apa bentuk bumi sebenarnya.

Beberapa ilmuan besar di dunia baik muslim dan non muslim tercatat telah melakukan eksperiment dan mengutarakan pendapatnya nya mengenai bentuk bumi. Berbagai pendapat muncul seperti dari,

Baca:

1. Bentuk bumi menurut Al-Qur'an
2. Pendapat ulama internasional mengenai bentuk bumi
3. Bentuk bumi menurut elite global

Salah satunya ilmuan muslim yang bernama Al Biruni, seorang ilmuan muslim besar pada abad pertengahan yang memberikan sumbangsih agung terhadap sejarah peradaban Islam. Seperti apa pendapatnya nya mengenai bentuk bumi? Berikut

Bentuk Bumi Menurut Ilmuan Muslim Al Biruni


al biruni
Assalamu'alaikum sobat Islam semuanya, salah satu ilmuwan paling melegenda dalam sejarah sains ialah Albiruni. Bernama lengkap Abu Raihan Muhammad Al-Biruni. Ia merupakan seorang matematikawan asal Persia, sekaligus astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak memberikan sumbangsih di bidang matematika, filsafat, obat-obatan, dan pernyataan nya mengenai bentuk bumi.

Al Biruni lahir pada 5 September 973 masehi atau 362 Hijriyah di Khawarizmi, sebuah kota kecil di Turkmenistan atau Khiva, sebuah kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada saat itu terletak dalam ke kaisaran Persia.

Albiruni telah memberikan sumbangsih multidimensi terhadap dunia sains. Karya-karya peninggalannya adalah bukti keluasan ilmunya terhadap berbagai disiplin ilmu sekaligus. Kitab Al Tafheem Le Awa'el Senaat Al Tangeem misalnya dianggap sebagai karya yang mumpuni di bidang astronomi, sekaligus juga sebagai karya besar yang paling terdahulu mengenai ilmu ilmu matematika.

Selain mendapat pujian dari umat Islam, Al-biruni juga mendapatkan penghargaan yang tinggi oleh bangsa-bangsa barat, karya-karyanya melampui Nicolaus Copernicus, Isaac Newton, dan para ahli Indologi yang berada ratusan tahun di depannya.

Dalam pembahasan mengenai flat earth ada pernyataan yang mengatakan Al Biruni berpendapat bahwa bumi adalah datar dan dia menciptakan Azimuthal Equidistant Projection (AEP).

Untuk yang belum paham mengenai AEP pasti mengira kalau Al Biruni yang membuat dan merumuskan peta bumi datar. Padahal kalau sudah memahami mengenai Kenapa dibuatnya AEP maka akan tahu bahwa justru Al Biruni menyadari kalau bumi itu bulat. Itulah alasan mendasar adanya AEP.

Pendapat bahwasanya Al Biruni sepakat dengan flat earth teori (teori bumi datar) juga akan terbantahkan dengan sebuah fakta sederhana. Fakta ini adalah bahwa pada masa hidupnya Al Biruni telah menghitung diameter bumi dengan metode dan instrumen pengukuran sudut yang disebut Astrolabe.
astrolabe
Perhitungannya dengan Astrolabe ini Ia kembangkan sendiri dan menjadi salah satu yang paling terkenal dan membuatnya diakui di dunia. Instrumen yang dibuatnya menjadi acuan pembuatan instrumen pengukur sudut modern.

Al Biruni Pada masa itu sudah sangat yakin bahwa bumi berbentuk bulat, Oleh karena itu dia melakukan pengukuran diameter bumi. Bagaimana Albiruni menentukan bumi itu bulat? bahkan mengukur diameter bumi?

Ternyata eksperimennya cukup sederhana saja, dia cukup bermodalkan alat ukur derajat bintang yang disebut Astrolabe. Di gunung tinggi dengan pemandangan Horizon yang rata sempurna dan rumus trigonometri.
eksperimen al biruni
Pertama dia ukur terlebih dahulu tinggi gunung yang dinaiki, Al Biruni mengarahkan Astrolabe ke dua titik berbeda di daratan, lalu tangen di sudutnya dikalikan dan dibagi selisih tangen kedua sudut tersebut dengan menggunakan rumus trigonometri.

Lalu kemudian, nah ini bagian yang paling kerennya, Al Biruni mengarahkan Astrolabe ke titik Cakrawala lalu membuat garis imajiner 90° menembus ke dalam bumi, Ia membuat segitiga siku-siku raksasa antara posisi dia berdiri, titik Horizon, dan inti bumi.

Al Biruni pun mengatakan jari-jari bumi adalah sebesar 6.335,725 Km. Menurut data yang tercatat dalam World Geodetic System (WGS-84), keliling bumi adalah 40.075,071 km artinya perhitungan Al Biruni adalah akurat, hanya beda di desimal yang artinya meleset hanya di bawah 1% saja.

Yang mengejutkan adalah Albiruni melakukannya 11 abad yang lalu. Uniknya lagi saat keliling bumi di hitung secara melintang dengan poros utara dan selatan hasilnya adalah 40.007,86 km. Terdapat selisih sebesar 67,211 km artinya bumi agak lonjong sedikit ,namun hal ini tidak terlalu kentara dilihat dengan kasat mata.

Pada sana Al Biruni melakukan perhitungan Ini sebenarnya sudah ada perhitungan jari-jari bumi dari ilmuwan Yunani sebelumnya yaitu eratosthenes yang memberikan hasil sebesar 6.406,5 km. Jadi jelas eksperimen dari Al Biruni menyatakan bahwa kalau bumi ini datar maka perhitungan dengan trigonometri ini tidak akan mungkin dapat dilakukannya. Wallaua'lam bisshawab

Sumber gambar: Reddit;Reportase Pendidikan;Daily Sabah
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post

This post have 0 comments

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 
Copyright © 2024 . All Rights Reserved.